Masjid Pathok Negoro Dongkelan : Wisata Religi di Bantul
- hansamubagasingkay
- Mar 12, 2023
- 1 min read
Updated: Apr 12, 2023
Masjid Pathok Negoro Nurul Huda Dongkelan merupakan salah satu masjid panceraning bumi atau masjid yang menjadi batas Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat di masa lalu. Awalnya fungsi Masjid Pathok Negoro tak hanya sebagai tempat ibadah namun juga sebagai benteng pertahanan. Setelah era tahun 1950-an, masjid ini tak lagi digunakan sebagai basis pertahanan. Masjid yang dibangun pada tahun 1775 ini juga pernah dibakar ketika terjadi Perang Diponegoro atau Perang Jawa dan mulai direnovasi pada tahun 1830 saat perang berakhir.
Pendirian masjid ini merupakan penghormatan terhadap Kyai Sayihabuddin atau Syeh Abuddin atas jasa-jasanya terhadap Sultan Hamengkubuwono I ketika berkonflik dengan Raden Mas Said atau Sri Mangkunegara yang berjuluk Pangeran Sambernyawa.

Keunikan dari Masjid Pathok Negoro Dongkelan yaitu adalah dari segi arsitekturnya yang juga mirip dengan Masjid Pathok Negoro lainnya. Yang pertama yaitu dari atapnya tumpang / atap bertingkat. Atap tumpang ini melambangkan yakni roh atau hakikatnya amal perbuatan seseorang. Empat kolom utama berukuran besar yang berada di tengah ruangan adalah soko guru yang merupakan ciri khas bangunan berbentuk joglo pada rumah tradisional Jawa yang berfungsi untuk menopang atap. Tumpangsari merupakan konsekuensi dari wujud atap tumpang yang ditopang oleh soko guru, di mana di dalamnya menjadi penting karena bagian atap pada area ini merupakan bagian yang menjulang sebagai perlambangan ke-Tuhanan.
Kemudian ada undakan pada setiap Masjid Pathok Negoro, yang mana undak-undak ini memiliki arti yaitu tahapan proses mencapai pengampunan Allah. Selain itu, undakan ini merupakan interpretasi dari konsep ruang yang menganggap ruang yang lebih tinggi adalah ruang yang lebih sakral bagi orang Jawa.

Mantap kak